RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
13
Satuan
Pendidikan :
SMA N 2
Metro
Kelas/Semester : XI / 2
Mata
Pelajaran : Sejarah Indonesia
Topik : Munculnya Ruh Kebangsaan dan Nasionalisme
Pertemuan
ke- : 13
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit (1 x Pertemuan)
A.
Kompetensi Inti
1.
Menghayati
dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2.
Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli, santun, ramah lingkungan, gotong
royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.
Memahami
dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar/ Indikator
Pencapaian Kompetensi
1.1 Menghayati nilai-nilai
persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuangan pergerakan nasional menuju
kemerdekaan bangsa sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa terhadap bangsa dan
Negara Indonesia
2.1 Mengembangkan
nilai dan perilaku mempertahankan harga diri bangsa dengan bercermin pada
kegigihan para pejuang dalam melawan penjajah
2.2 Meneladani
perilaku kerjasama, tanggungjawab, cinta damai para pejuang dalam mewujudkan
cita-cita mendirikan Negara dan bangsa Indonesia dan menunjukkannya dalam
kehidupan sehari-hari
2.3 Meneladani
perilaku kerjasama, tanggungjawab, cinta damai para pejuang untuk meraih
kemerdekaan dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3.4 Menganalisis
persamaan dan perbedaan pendekatan dan strategi pergerakan nasional di
Indonesia pada masa awal kebangkitan nasional, Sumpah Pemuda dan sesudahnya
sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan.
3.4.1.
Menjelaskan latar belakang lahirnya pergerakan
kebangsaan Indonesia
3.4.2.
Menganalisis perjuangan organisasi pergerakan
kebangsaan Indonesia
3.4.3.
Menganalisis berbagai strategi organisasi
pergerakan kebangsaan Indonesia
4.4 Mengolah
informasi tentang persamaan dan perbedaan pendekatan dan strategi pergerakan
nasional Indonesia di Indonesia pada masa awal kebangkitan nasional, pada masa
Sumpah Pemuda, masa sesudahnya sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan dan
menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
4.4.1.
Melaporkan hasil kerja project tentang faktor-faktor
ekstern yang mendorong munculnya ruh kebangsaan dan nasionalisme.
4.4.2.
Melaporkan hasil kerja project tentang peran
pendidikan dalam menumbuhkan ruh kebangsaan dan nasionalisme.
4.4.3.
Melaporkan hasil kerja project tentang peran pers
dalam penguatan tumbuhnya ruh kebangsaan dan nasionalisme.
C. Tujuan
Pembelajaran
Melalui
diskusi, mengamati dan membaca referensi
dalam pengerjaan proyek siswa diharapkan
dapat:
1.
Menganalisis faktor-faktor ekstern yang mendorong
munculnya ruh kebangsaan dan nasionalisme.
2.
Menganalisis peran pendidikan dalam menumbuhkan ruh
kebangsaan dan nasionalisme.
3.
Menganalisis peran pers dalam penguatan tumbuhnya ruh
kebangsaan dan nasionalisme.
D.
Materi Ajar
1.
Faktor-faktor ekstern yang mendorong munculnya ruh
kebangsaan dan nasionalisme.
2.
Peran pendidikan dalam mendorong munculnya ruh
kebangsaan dan nasionalisme
3.
Peran pers dalam penguatan tumbuhnya ruh kebangsaan
dan nasionalisme
Materi ajar secara garis besar terdapat pada buku
pegangan siswa “Sejarah Indonesia” Kelas
XI pada bab III, hal. 143 – 153. Selebihnya siswa dapat mencari sumber
literature dari buku sumber lain yang terkait materi serta eksplorasi internet.
E. Alokasi Waktu
2
x 45 menit (1 x Pertemuan)
F. Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Project Based Learning
Metode : Diskusi, studi literature perpustakaan, tanya jawab dan penugasan
G.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
|
Deskripsi
|
Alokasi waktu
|
Pendahuluan
|
·
Guru meminta salah seorang siswa memimpin doa.
·
Memberikan
salam.
·
Menanyakan
kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk belajar.
·
Guru mempersiapkan kelas lebih kondusif dan siap
belajar.
·
Menanyakan
kehadiran siswa.
·
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran :
ü Untuk menganalisis faktor-faktor ekstern yang mendorong munculnya ruh
kebangsaan dan nasionalisme.
ü Untuk menganalisis peran pendidikan dalam mendorong munculnya ruh
kebangsaan dan nasionalisme.
ü Untuk menganalisis peran pers dalam penguatan tumbuhnya ruh kebangsaan
dan nasionalisme.
·
Guru memberi motivasi dan menegaskan pentingnya
topik “Munculnya
Ruh Kebangsaan dan Nasionalisme”
·
Guru membagi siswa di kelas menjadi tiga kelompok.
|
10 menit
|
Inti
|
·
Menayangkan
gambar surat kabar-surat kabar jaman pergerakan nasional
indonesia.
![]() ![]() ![]() ![]()
Guru meminta peserta didik
untuk mengamati gambar- gambar atau
foto-foto di atas.
·
Guru mendorong agar para siswa bertanya tentang
foto-foto tersebut di atas.
·
Guru memberi komentar tentang beberapa pertanyaan
yang muncul, untuk kemudian mengaitkan dengan pembahasan topik pembelajaran “Munculnya Ruh
Kebangsaan dan Nasionalisme”
·
Guru menjelaskan tentang tugas belajar minggu ke-13
ini untuk melakukan eksplorasi dan mengasosiasi materi pembelajaran melalui
model Project
Based Learning.
·
Menjelaskan tahapan-tahapan Project Based Learning, dalam
pertemuan pembelajaran ini :
1.
Menentukan pertanyaan yang mendasar dan dari
gambar-gambar di atas
2.
Mendesain perencanaan proyek, dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
ü Siswa dibagi menjadi 3 Kelompok :
a.
Kelompok 1:
bertanggungjawab untuk mengkaji, mencari informasi
dan menyusun laporan hasil kerja proyek tentang faktor-faktor ekstern yang mendorong
munculnya ruh kebangsaan dan nasionalisme.
b.
Kelompok 2:
bertanggungjawab untuk mengkaji, mencari informasi
dan menyusun laporan hasil kerja proyek tentang peran pendidikan dalam mendorong
munculnya ruh kebangsaan dan nasionalisme.
c.
Kelompok 3:
bertanggungjawab untuk mengkaji, mencari informasi
dan menyusun laporan hasil kerja proyek tentang peran pers dalam penguatan munculnya ruh
kebangsaan dan nasionalisme.
ü Menentukan judul
proyek
ü Menetapkan susunan sistematika laporan ilmiah yang diharapkan, berikut sumber
data bacaan atau informasi yang bisa digali
ü Menetapkan jadwal
kegiatan Proyek, sama
untuk semua kelompok selama 2 minggu.
1.
Mencari
data dari semua sumber yang bisa digali baik berupa bacaan atau internet : 3
hari
2.
Menganalisis
sumber data proyek : 4 hari
3.
Menyusun
menjadi sebuah laporan tertulis yang rapih dan lengkap : 7 hari
ü Memonitoring siswa dan kemajuan
proyeknya
1.
Guru memonitoring proyek siswa dengan
cara menanyakan kemajuan pekerjaan siswa
2.
Siswa mencermati sudah berapa hari
pekerjaan proyek yang sudah berjalan, dan sampai mana target pekerjaan yang
sudah diselesaikan
|
70 menit
|
Penutup
|
·
Guru merefleksi kegiatan perencanaan pembelajaran
berbasis proyek bersama siswa.
·
Guru menjelaskan waktu monitoring siswa dan kemajuan
proyek, menguji hasil dan mengevluasi pengalaman kerja siswa dalam
melaksanakan proyek.
·
Guru mengingatkan siswa untuk mengumpulkan laporan hasil
kerja proyek sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan yaitu 2 minggu.
·
Mengucapkan
salam
|
10 menit
|
H. Penilaian Hasil Belajar
a.
Tes
1.
Uraian
(terlampir)
2.
Pilihan
Ganda (terlampir)
b.
Non
Tes
1.
Lembar
pengamatan kerja kelompok (terlampir)
2.
Lembar
pengamatan presentasi (terlampir)
I.
Sumber Belajar :
·
Buku
Sejarah Indonesia kelas XI Kemendikbud, 2014
·
Buku
sumber Sejarah SMA XI
-
Djoened Poesponegoro, Marwati, dan Nugroho
Notosusanto. 2009.
Sejarah Nasional Indonesia III.
Jakarta: Balai Pustaka.
-
Soekmono, R. 1985. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3. Yogyakarta: Kanisius.
-
Yamin, Muhammad. 1966. Lukisan Sedjarah.
Djakarta: Djambatan.
-
Tim Kemendikbud, Buku
Pegangan Siswa Kelas XI. 2013
· White
board/papan
flanel
· Power point
· LCD
· Internet
· Peta Sejarah
Mengetahui Metro, Juli 2014
Kepala Sekolah, Guru
Mata Pelajaran,
Hartanto, S.Pd Dra.Suharmi NIP. 196601071988111001 NIP.196606241991032006
Lampiran-Lampiran :
A. Lampiran Materi
1.
POLITIK ETIS
c.
Suatu haluan politik kolonial
baru yang berlaku di tanah jajahan Hindia Belanda pasca tahun 1901
setelah Ratu Belanda melontarkan pernyataan bahwa "negeri
Belanda mempunyai kewajiban untuk mengusahakan kemakmuran serta
pengembangan sosial dan otonomi penduduk pribumi." Tujuan pokok
politik ini adalah memperhatikan pengolahan tanah. Dengan demikian
secara teoretis "sistem eksploitasi digantikan dengan politik
pengajaran yang maju". Orientasi baru itu terkenal
dengan bermacam-macam nama seperti Ethis (etika), Politik Kemakmuran
atau Politik Asosiasi.
d.
Politik kolonial baru itu
bukanlah hadiah dari Ratu Belanda, tetapi hasil pergolakan politik
(dari kaum Etis dan kaum asosiasi yang terjadi pada masa itu di negeri
Belanda). Pergolakan politik tampak dalam pertengahan abad ke-19,
berupa perlawanan terhadap penerapan politik kolonial konservatif di
Hindia Belanda. Politik konservatif yang bertujuan menerapkan
eksploitasi tanah jajahan bagi negara induk dan yang secara konsekuen
diterapkan di Indonesia itu berupa sistem tanam paksa atau
cultuurstelsel.
e.
Orang sering mengaitkan
timbulnya sistem ini dengan tulisan Mr. C. Th. van Deventer dalam
majalah De Gids (Nomor 63, tahun 1899) yang berjudul Een
Eereschuld atau "Utang Kehormatan". Artikel itu
mencetuskan suatu perasaan tanggung jawab di kalangan intelektual
Belanda yang merasa risau terhadap pertumbuhan kapitalisme
modern dengan kecenderungannya untuk mengabaikan semua nilai
kemanusiaan. Golongan intelektual itu merasa bertanggung
jawab memperingatkan orang-orang sebangsanya akan bahaya-bahaya
dehumanisasi di daerah jajahan yang ada hubungannya dengan
sistem kapitalisme tersebut. Van Deventer hanya salah seorang di
antara mereka yang mengungkapkan perasaan dan tanggung jawab itu
sedemikian rupa sehingga diterima oleh pihak pemerintah Belanda dan
dijadikan dasar program pemerintahan bagi daerah jajahan.
f.
Sesungguhnya diterimanya
dasar-dasar etis dalam politik tidak semata-mata karena
artikel tersebut saja. Konfigurasi politik di negeri Belanda juga
turut berperan. Kemenangan politik dari golongan etis ini di negeri
Belanda menyebabkan Ratu Belanda pada tahun 1901 mencanangkan politik
baru ini dalam pidato pembukaan sidang parlemen Belanda pada 1901.
g.
Pada pokoknya politik etis
terbagi dalam dua bagian, yaitu segi ekonomi dan segi sosial budaya.
Dalam segi ekonomi, politik etis tidak berbeda dengan politik liberal. Hal
ini berarti bahwa modal swasta tetap diberi kesempatan luas untuk
bergerak di daerah koloni dan pemerintah akan menjamin ketenteraman
dengan pasukan-pasukan dan birokrasinya. Kedua segi itu tercakup
dalam Trilogi Van Deventer yang meliputi bidang irigasi,
transmigrasi, dan edukasi.
2. Peranan Pers Dalam Pergerakan Nasional
Salah satu hal mendasar
yang dialami oleh para pejuang, khususnya pada masa pergerakan nasional adalah
bagaimana mengkomunikasikan perjuangan itu pada pihak lain. Kurangnya
komunikasi ini dapat memberikan dampak negatif dalam sebuah perjuangan.
Komunikasi sangat bermanfaat dalam upaya mengkoordinasikan perjuangan. Salah
satu sarana yang dapat dipergunakan untuk mengkomunikasikan perjuangan itu
adalah melalui pers. Ketajaman “pena” pers itu dapat memberikan motivasi pada
para pejuang, sebab bagaimanapun sebuah terbitan pasti memiliki “warna” dan
nuansa yang subjektif.
Secara umum, pers harus
mampu memeperjuangkan objektivitas, menjadi alat pendidikan, alat penyalur
aspirasi, sebagai lembaga pengawasan dan juga sebagai upaya untuk penggalangan
opini umum. Dengan demikian, pers dapat berfungsi sebgai alat perjuangan
bangsa. Bagi bangsa Indonesia pada masa pergerakan nasional itu, pers dapat
berfungsi sebagai alat propaganda demi kepentingan bangsa Indonesia. Oleh
karena itu, kedudukan pers amat penting. Pers yang berbahasa Melayu, dalam
perjuangan bangsa Indonesia, amat penting karena dapat menarik pembaca dari
kelompok Bumi Putra. Keberadaan pers yang berbahasa Melayu merupakan ancaman
bagi pers Belanda atau
pers Tionghoa. Oleh karena itu, dalam usaha untuk
menarik pembaca, pemerintah Belanda juga menerbitkan pers berbahasa Melayu.
Pers mampu memberikan sumbangan terhadap timbulnya kesadaran bangsa Indonesia. Sebagai contoh, setelah Budi Utomo didirikan pada tanggal 20 Mei 1908, surat edaran yang berkaitan dengan pendirian BU itu dimuat dalam Surat Khabar De Locomotif dan Bataviaasch Nieuwsblad. Hal yang sama juga dilakukan oleh majalah Jong Indie. Pemuatan surat edaran
pendirian Budi Utomo itu memberikan nilai positif karena masyarakat segera tahu sesuatu telah terjadi.
Memperingati 100 tahun bebasnya negara ini dari kekuasaan Perancis mendapatkan reaksi yang amat keras. Hal itu terlihat dari pemuatan tulisan Suwardi Surjaningrat dalam surat kabar de’ Express (surat kabar yang dimiliki Indische Partij). Peranan pers tidak terbatas pada terbitan di Hindia Belanda. Di luar negeri pun (negeri Belanda) Perhimpunan Indonesia menerbitkan Indonesia Merdeka. Penerbitan tersebut memberikan sumbangan besar dalam mengkomunikasikan perjuangan bangsa Indonesia di luar negeri. Ini terbukti dari seringnya Perhimpunan Indonesia mengikuti pertemuan internasional.
Pers mampu memberikan sumbangan terhadap timbulnya kesadaran bangsa Indonesia. Sebagai contoh, setelah Budi Utomo didirikan pada tanggal 20 Mei 1908, surat edaran yang berkaitan dengan pendirian BU itu dimuat dalam Surat Khabar De Locomotif dan Bataviaasch Nieuwsblad. Hal yang sama juga dilakukan oleh majalah Jong Indie. Pemuatan surat edaran
pendirian Budi Utomo itu memberikan nilai positif karena masyarakat segera tahu sesuatu telah terjadi.
Memperingati 100 tahun bebasnya negara ini dari kekuasaan Perancis mendapatkan reaksi yang amat keras. Hal itu terlihat dari pemuatan tulisan Suwardi Surjaningrat dalam surat kabar de’ Express (surat kabar yang dimiliki Indische Partij). Peranan pers tidak terbatas pada terbitan di Hindia Belanda. Di luar negeri pun (negeri Belanda) Perhimpunan Indonesia menerbitkan Indonesia Merdeka. Penerbitan tersebut memberikan sumbangan besar dalam mengkomunikasikan perjuangan bangsa Indonesia di luar negeri. Ini terbukti dari seringnya Perhimpunan Indonesia mengikuti pertemuan internasional.
3. Pengaruh Pendidikan Barat Dan Pendidikan
Islam Terhadap Munculnya Nasionalisme
Indonesia
1.
Pengaruh politik etis terhadap lahirnya golongan terpelajar,
Di
bab depan telah kita bahas, bahwa salah satu kebijakan pemerintah kolonial yang
pernah dilakukan di negri kita adalah pelaksanaan politik etis atau politik
balas budi yang dicetuskan oleh Conrad Theodore Van Deventer dengan triloginya,
yaitu :
a.
irigasi
b.
imigrasi
c.
edukasi
Walaupun
politik etis tidak sepenuh hati dilaksanakan oleh pemerintah kolonial untuk
kepentingan bangsa Indonesia, karena disesuaikan dengan kepentingan pemerintah
penjajah namun pelaksanaan politik etis di Indonesia membawa beberapa dampak
penting, utamanya yang akan kita bahas adalah bidang edukasi atau pendidikan..
Dalam
pelaksanaan politik etis bidang
pendidikan dilaksanakan bukan untuk kepentingan mencedrdaskan kehidupan bangsa
Indonesia, melainkan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga tenaga terdidik untuk
dipekerjakan dibidang administrasi murahan.. Dengan program edukasinya akhirnya
pemerintah kolonial belanda banyak,
mendirikan sekolah sekolah antara lain :
1.
Volks School (SR 3 tahun)
2.
Vervolg School ( SR sambungan 3 + 2 tahun )
3.
H I S ( Hollands Inlandsche School, 0 – 6 tahun )
4.
M U L O ( sekolah menengah )
5.
A M S ( sekolah menengah atas )
6.
O S V I A (sekolah Pamong Praja)
7.
S T O V I A ( sekolah kedokteran )
8.
R H S ( sekolah hokum)
9.
T H S ( sekolah tehnik)
Dengan banyak berdirinya sekolah sekolah untuk
golongan pribumi, maka secara perlahan tapi pasti mulailah muncul bibit bibit
kaum terpelajar di Indonesia yang makin lama makin banyak jumlahnya, hal ini
merupakan salah satu dampak positif pelaksanaan politik etis. Karena dengan
munculnya golongan terpelajar inilah yang nanti mejadi motor penggerak lahir dan tumbuhnya kesadaran nasiomal di
Indonesia.
2.
Peranan Pendidikan Islam Terhadap Munculnya Nasionalisme Indonesia
Selain
peran pendidikan barat, lahirnya kesadaran nasional juga tidak lepas dari peran
pendidikan Islam, sebagaimana kita tahu bahwa salah satu saluran islamisasi
yang dilakukan di Indonesia adalah melalui kegiatan pendidikan di pondok pondok
pesantren. Pendidikan ini memiliki tradisi yang panjang dan lahir sebelum
keberadaan pemerintah kolonial Belanda menyelenggarakan penndidikan model
barat.Santrri santri jebolan pondok pesantren banyak yang berhasil menjadi
tokoh masyarakat dan memiliki pemikiran yang maju akan pentingnya pendidikan
bagi generasi penerusnya.Apalagi diantara mereka banyak yang berhasil
menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekah yang menyebabkan mereka akhirnya
bergaul dengan umat islam diseluruh dunia, Melalui pertemuan,pergaulan dan
pertukaran pengetahuan alkhirnya mereka menyadari keberadaan bangsanya yang
masih terbelenggu oleh penjajahan Belanda. Kesadaran inilah yang akhirnya
mereka dengung dengungkan setiba ditanah air.
3.
Peranan Golongan Terpelajar Dalam Pergerakan Kebangsaan Indonesia
Tumbuhnya
golongan terpelajar sebagai akibat dari perkembangan pendidikan baik yang
bercorak barat maupun islam akhirnya membangkitkan suatu kekuatan baru dalam
kehidupan bangsa Indonesia. Dari pendidikan yang mereka dapat itulah mereka akhirnya dapat menemukan kesalahan
dalam perjuangan bangsanya dalam mengusir penjajah, yaitu :
1.
tidak adanya ikatan persatuan dan kesatuan dalam mengusir penjajah, karena
mereka berjuang untuk kepentingan daerahnya sendiri-sendiri.
2.
perjuangan yang dilakukan terlalu bergantung pada seorang pemimpin, tidak ada
regenerasi
3.
perjuangan yang dilakukan tidak terorganissir dengan baik
4.
perjuangan yang dilakukan tidak memiliki tujuan yang jelas
Belajar
dari kesalahan masa lampau, akhirnya timbullah kesadaran untuk membentuk
orgasisasi perjuangan yang teratur agar tujuan
perjuangan dapat segera terwujud.
Tumbuh
dan berkembangnya kesadaran nasional Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu :
1.
Faktor dari dalam negeri :
- lahirnya golongan terpelajar/cerdik pandai
- timbulnya perasaan senasib sepenanggungan akibat penjajahan
- timbulnya kesadaran pentingnya persatuan dan kesatuan
- timbulnya dorongan untuk mengembalikan kejayaan bangsa dimasa lalu, seperti dulu masa sriwijaya dan Majapahit
2.
Faktor dari Luar negeri :
- kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905, yang membangkitkan semangat bangsa Asia melawan bangsa Eropa
- Masuknya paham paham baru. misalnya paham demokrasi dan liberalisme
- Munculnya pergerakan nasional diberbagai negara di kawasan Asia.
Semua faktor yang tersebut diatas telah
mendorong kaum terpelajar untuk berjuang mengusir penjajah. Mereka akhirnya
menyadari bahwa perjuangan untuk memajukan dan memerdekakan bangsa Indonesia
harus dilakukan dengan mempergunakan organisasi yang bersifat modern, baik
pendidikan,perjuangan politik, perjuangan ekonomi maupun sosial budaya.
B.
Perkembangan Pergerakan Nasional di Indonesia
1.
Organisasi organisasi yang berdiri pada masa pergerakan Nasional
Organisasi yang berdiri
pada masa pergerakan nasional dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a.
Organisasi yang berdiri pada masa awal pergerakan nasional
b.
Organisasi yang berdiri pada masa Radikal
(non cooperation)
c.
Organisasi yang berdiri pada masa moderat (cooperation)
Organisasi yang berdiri
pada masa awal pergerakan nasional adalah :
Ø BUDI UTOMO ( B
U )
Organisasi
ini berdiri pada tanggal 20 Mei1908, didirikan oleh beberapa mahasiswa STOVIA
di Jakarta, antara lain Dr. Sutomo, Gunawan Mangunkusumo, Dr. Wahidin
Sudirohusodo.
Budi Utomo didirikan
dengan tujuan :
“Mencapai
kemjuan dan derajat bangsa melalui pendidikan dan kebudayaan” Karena merupakan
organisasi modern yang pertama kali lahir, maka
Budi Utomo dipandang sebagai pelopor pergerakan nasional, oleh karena
itu berdirinya budi Utomo tanggal 20 Mei oleh bangsa Indonesia dipeeringati
sebagai “Hari Kebangkitan Nasional”.
Ø SAREKAT ISLAM (
S I )
Pada
awal berdirinya, organisasi ini bernama “Sarekat Dagang Islam”, didirikan oleh
Haji Samanhudi pada tahun 1911 dengan tujuan :
1.
memajukan perdagangan Indonesia dibawah panji panji Islam
2.
mengadakan persaingan dengan pedagang pedagang China
Karena
sifatnya yang merakyat dan pertumbuhannya yang amat pesat, maka atas usul HOS
Cokroaminoto pada tahun 1912 Sarekat Dagang Islam namanya diubah menjadi
“Sarekat Islam”. Organisasi Sarekat Islam memiliki tujuan :
1.
mengembangkan jiwa dagang
2.
membantu anggota yang mengalami kesulitan dalam berusaha
3.
memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat rakyat
4.
memperbaiki pendapat pendapat yang keliru mengenai agama islam
5.
hidup menurut perintah agama islam
Sarekat
Islam dalam waktu relative singkat berhasil menjadi organisasi masa terbesar di
Indonesia saat itu dengan jumlah anggota 800.000 orang yang tersebar dalam 90
Sarekai Islam lokal diseluruh Indonesia.
Kehadiran
Sarekat Islam ditengah tengah alam penjajahan menimbulkan kekawatiran yang
besar bagi Belanda, untuk menghambat Sarekat Islam Belanda senantiasa memantai
gerak langkah Sarekat Islam.
Tokoh
tokoh Sarekat Islam yang terkenal adalah HOS Cokroaminoto dan Abdul Muis.Dalam
perkembangannya, akibat taktik infiltrasi yang dilakukan oleh Parat Komunis
Indonesia (PKI), pada tahun 1917 Sarekat Islam pecah menjadi dua, yaitu :
1.
Sarekat Islam Putih (SI Putih), yaitu Sarekat Islam yang tetap nerlandaskan
pada asas perjuangan semula, dipimpin oleh HOS Cokroaminoto, Abdul Muis dan H.
Agus Salim.
2.
Sarekat Islam Merah (SI Merah), yaitu Sarekat Islam yang telah terpengaruh oleh
paham komunis, dipimpin oleh Semaun, Darsono dan Alimin
Ø INDISCHE
PARJIJ (
I P )
Indische Parjij berdiri pada tanggal 25 Desember 1912, oleh tokoh “Tiga
Serangkai”, yaitu :
1.
Suwardi Suryaningrat (Kihajar Dewantara)
2.
Douwes Dekker (dr.Danudirja Setiabudi)
3.
dr.Tjipto Mangunkusumo
Tujuan dari Indische
Partij adalah :
1.
menumbuhkan dan meningkatkan jiwa persatuan semua golongan
2.
memajukan tanah air dengan dilandasi jiwa nasional
3.
mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka
Indische
Partij dianggap sebagai “organiasi politik” yang pertama kali berdiri karena
organisasi inilah yang pertama kali dengan tegas menyatakan cita citanya
mencapai Indonesia merdeka.
Pada
tanggal 11 Maret 1913 Indische Partij dinyatakan sebagai organisasi terlarang
oleh pemerintah Belanda, karena dianggap membahayakan kepentingan penjajah dan
juga karena Belanda merasa malu dengan sindiran Suwardi Suryaningrat yang
tertuang dalam tulisan “ALS IKEENS NEDERLANDER WAS” yang berarti “ANDAIKAN AKU
SEORANG BELANDA’. Ketiga tokoh tiga serangkai dijatuhi hukuman buang ke negri Belanda
dan sejak itu Indische Partij mundur.
Organisasi
yang berdiri pada masa radikal (non
cooperation) adalah :
Ø PERHIMPUNAN INDONESIA (
P I )
Organisasi
Perhimpunan Indonesia didirikan oleh para pemuda Indonesia yang sedang belajar
di negri Belanda pada tahun 1908, semula bernama INDISCHE VERENIGING, tujuannya
semula adalah “membantu kepentingan para pemuda dan pelajar Indonesia yang ada
di negri Belanda.” Pada tahun 1922 nama
Indische Vereniging diubah menjadi “INDONESISCHE VERENIGING”, yang diikuti pula
dengan perubahan tujuan organisasi menjadi bersifat politik yaitu “menuntut
kemerdekaan bagi Indonesia”.
Pada
tahun 1924 nama Indonesische Vereniging kembali mengalami perubahan menjadi
“PERHIMPUNAN INDONESIA’ dengan tujuan “berjuang untuk memperoleh suatu
pemerintahan di Indonesia yang hanya bertanggung jawab kepada rakyat
Indonesia”.
Tokoh
tokoh Perhimpunan Indonesia yang terkenal antara lain adalah :
1.
Drs. Moh Hatta
2.
Nazir Datuk Pamuncak
3.
Abdul Madjid Djoyoadiningrat
4.
Ali Sastroamijoyo
5.
Gunawan Mangunkusumo
6.
Iwa Kusuma Sumantri
B.
Evaluasi Hasil Belajar
1. Penilaian Pengetahuan
Soal Uraian
1. Jelaskan
dengan singkat factor-factor ekstern yang mendorong munculnya ruh kebangsaan
dan nasionalisme !
2. Jelaskan
peran pendidikan dalam mendorong munculnya ruh kebangsaan dan nasionalisme !
3. Jelaskan
peran pers dalam penguatan tumbuhnya ruh kebangsaan dan nasionalisme !
Kunci
Jawaban
1. Faktor-faktor ekstern yang mendorong
munculnya ruh kebangsaan dan nasionalisme adalah :
a.
Diskriminasi
akibat adanya penjajahan asing di Indonesia
b.
Perkembangan
paham-paham baru di Eropa yang mendorong munculnya kesadaran berbangsa seperti
demokrasi, masionalisme, liberalisme, sosialisme dll
c.
Contoh
pergerakan kebangsaan bangsa-bangsa di Asia seperti India, Cina, Turki, dan
Mesir
2. Peran pendidikan dalam mendorong
munculnya ruh kebangsaan dan nasionalisme adalah, timbulnya kesadaran akan
pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa, menumbuhkan semangat nasionalisme,
member identitas kebangsaan yang bersifat nasional, menggelorakan semangat
untuk merdeka dari penjajahan
3. Peran Pers dalam penguatan tumbuhnya
ruh kebangsaan dan nasionalisme yaitu :
a.
Menyebarluaskan
ide-ide dan pemikiran politik tokoh-tokoh pergerakan nasional
b.
Mensosialisasikan
dan menyebarluaskan informasi tentang pergerakan nasional di setiap daerah atau
bahkan di luar negeri
Soal
Pilihan Ganda
1.
Tujuan
pergerakan nasional di Indonesia adalah untuk.......
a.
Mencapai
kemerdekaan tanah air dari penindasan penjajah
b.
Menunjukkan
bahwa bangsa Indonesia mampu berorganisasi
c.
Mencapai
kemerdekaan tiap-tiap daerah
d.
Merebut
kekuasaan di bidang politik
e.
Mewujudkan
rasa persatuan dan kesatuan
2.
Faktor
intern yang membantu bertambah suburnya rasa dan paham kebangsaan Indonesia,
adalah.......
a.
Makin
membaiknya taraf hidup pribumi
b.
Liberalisme
yang dianut oleh pemerintah Belanda
c.
Lahirnya
sikap patriotisme
d.
Kemenangan
Jepang dalam perang dengan Rusia tahun 1905
e.
Munculnya
golongan cendikiawan di kalangan rakyat Indonesia
3.
Pada
mulanya pergerakan kebangsaan di Indonesia bersifat.......
a.
Sosial
– Politik
b.
Sosial
– Ekonomis
c.
Sosial
– Budaya
d.
Sosial
– Religius – Budaya
e.
Sosial
– Ekonomis – Politis
4.
Ciri
perjuangan melalui pergerakan nasional (1908 – 1945), yaitu......
a.
Mengedepankan
kekerasan senjata
b.
Mengutamakan
kepemimpinan sosial
c.
Perjuangannya
bersifat kedaerahan
d.
Menggunakan
organisasi modern yang teratur
e.
Kemerdekaan
nasional bukan merupakan tujuan.
5.
Di
bawah ini pernyataan bahwa tanggal 20 Mei 1908 dengan pelopornya adalah para
mahasiswa......
a.
RHS
di Jakarta
b.
MOSVIA
di Jakarta
c.
NIAS
di Surabaya
d.
STOVIA
di Jakarta
e.
OSVIA
di Surabaya
6.
Sejarah
mencatat Budi Utomo berdiri pada tanggal 20 Mei 1908 atas prakarsa dari......
a.
Dr
Wahidin Sudirohusodo
b.
Ki
Hajar Dewantoro
c.
Ir.
Sikarno
d.
K.H.
Ahmad Dahlan
e.
Dr.
Douwes Dekker
7.
Organisasi
Sarekat Dagang Islam didirikan pada tahun 1911 oleh....
a.
HOS
Cokroaminoto
b.
Haji
Samanhudi
c.
R.T Tirtokusumo
d.
Dr.
Wahidin Sudirohusodo
e.
Dr.
Radjiman Wedyodiningrat
8.
SI
dalam perkembangannya pecah menjadi dua kelompok, yakni SI Putih dan SI Merah.
SI Putih adalah......
a.
Kelompok
religius
b.
Kelompok
ekonomis
c.
Kelompok
ekonomi-liberalis
d.
Kelompok
nasionalis-religius
e.
Kelompok
ekonomis-dogmatis
9.
Sarekat
Islam merupakan gerakan nasionalis, demokratis, dan ekonomis serta berasaskan
Islam dengan haluan....
a.
Kooperatif
b.
Moderat
c.
Low
profil
d.
Non-kooperatif
e.
Radikal
10.
Indische
Partij merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis Indo-Belanda
di masa pergerakan kebangsaan. Organisasi ini antara lain bertujuan......
a.
Memajukan
kebudayaan Jawa, Madura dan Bali
b.
Menyatukan
seluruh warga negara Indonesia yang berada di negeri Belanda
c.
Mengusahakan
kemajuan yang selaras bagi bangsa dan tanah air
d.
Menggalang
persatuan semua orang Indonesia untuk berjuang demi kemerdekaan RI
e.
Mengusahakan
kerja sama antara orang Indonesia yang seagama
Kunci
Jawaban
1.
A
2.
E
3.
D
4.
D
5.
D
6.
A
7.
A
8.
D
9.
D
10.
D
2.
Penilaian Ketrampilan
Lembar
Pengamatan
Format Penilaian
Proyek
Matapelajaran :
Nama Proyek :
Alokasi Waktu :
Guru Pembimbing :
Nama :
NIS :
Kelas : 

Nilai = Skor Perolehan× 100
36
3.
Penilaian Sikap
Penilaian
Konsep Diri Peserta Didik
Nama Sekolah : SMA...............
Mata Pelajaran : SEJARAH INDONESIA
Nama Peserta Didik : ………………………………….
Kelas/Program : ………………………………….
No
|
Pernyataan
|
Ya
|
Tidak
|
Saya
berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME agar dapat
ridho Nya dalam belajar
|
|||
Saya
berusaha belajar dengan sungguh-sungguh
|
|||
Saya
bersikap kritis dalam mengkaji suatu permasalahan
|
|||
Saya bekerja keras untuk meraih
cita-cita
|
|||
Saya berperan aktif dalam kegiatan
sesama di sekolah dan masyarakat
|
|||
Saya suka membahas mengenai
warisan budaya dan sejarah Indonesia.
|
|||
Saya tidak tertarik kepada hal-hal
yang melanggar aturan
|
|||
Saya berkeinginan menerapkan
nilai-nilai esameism dan cinta tanah air dalam kehidupan sehari-hari.
|
|||
Saya berusaha peduli terhadap
sesama dan keadaan lingkungan sekitar.
|
|||
Saya siap meneruskan nilai-nilai
luhur bangsa Indonesia yang didapat dari belajar sejarah sebagai generasi
penerus bangsa.
|
|||
11.
|
Saya bangga terhadap Sejarah
Nasional Indonesia
|
||
12.
|
Saya meneladani salah satu tokoh
Pahlawan Nasional Indonesia
|
||
Jumlah
Skor
|
Jakarta,
Peserta Didik
Penilaian Teman Sebaya Peserta
Didik
Nama Sekolah : SMA................
Mata Pelajaran : SEJARAH INDONESIA
Kelas/Program : ………………………………….
Nama Peserta Didik :
Nama Teman Sebaya :
No
|
Pernyataan
|
Ya
|
Tidak
|
1.
|
Mau menerima
pendapat teman.
|
||
2.
|
Memaksa teman untuk menerima pendapatnya.
|
||
3.
|
Memberi solusi terhadap pendapat yang bertentangan.
|
||
4.
|
Dapat bekerja
sama dengan teman yang berbeda status sosial, suku, dan agama.
|
||
5.
|
Memiliki tutur kata yang baik dan
sopan.
|
||
6.
|
Selalu berpakaian rapih.
|
||
7.
|
Tidak membeda-bedakan perlakuan
terhadap teman.
|
||
8.
|
Hormat kepada Orang tua &
Guru.
|
||
9.
|
Memiliki motivasi yang tinggi
untuk belajar.
|
||
10.
|
Memiliki kepribadian yang
menyenangkan.
|
||
Jumlah
Skor
|
Metro..........
Peserta Didik