Selamat datang di HISTORY STUDY ROOM! blog khusus materi pembelajaran Sejarah untuk SMA / MA dan yang sederajat.

MATERI KELAS XI

Minggu, 28 Juni 2015
KOLONIALISME & IMPERIALISME klik di sini
MASUKNYA BANGSA BARAT KE INDONESIA klik di sini
PERSAMAAN & PERBEDAAN STRATEGI...  klik di sini
MENGANALISIS KEMAHARAJAAN VOC.  klik di sini
REPUBLIK BATAAF. klik di sini
PENGARUH KOLONIALISME DAN IMPERIALISME.  klik di sini
KOLONIALISME DAN IMPERIALISME  klik di sini
PERKEMBANGAN KOLONIALISME INGGRIS DI INDONESIA klik di sini
DOMINASI PEMERINTAHAN KOLONIAL BELANDA klik di sini 
PERKEMBANGAN AGAMA KRISTEN DI INDONESIA klik di sini

Latihan soal

Kamis, 13 November 2014


1.      Munculnya kaum humanis bangsa Belanda bertujuan untuk . . . .
a.       Mengembangkan kehidupan yang bebas  bagi rakyat Indonesia
b.      Mendesak agar sistem tanam paksa dihapuskan
c.       Memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia di parlemen Belanda
d.      melakukan penindasan dan pemerasan terhadap rakyat Indonesia
e.       membantu rakyat Indonesia berjuang menentang sistem penjajahan Belanda

Soal selanjutnya download di sini

Soal



1.     Menurut F.D.K.Bosch bahwa penduduk  Nusantara sendiri yang menyebarkan agama Hindu di Nusantara. Hal ini disebut dengan teori...
A.     Brahmana                   D. Waisya
B.    Arus Balik                    E. Sudra
       C. Ksatria

rpp

Minggu, 26 Oktober 2014

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) 13

Satuan Pendidikan     : SMA N 2 Metro
Kelas/Semester            : XI / 2
Mata Pelajaran           : Sejarah Indonesia
Topik                            : Munculnya Ruh Kebangsaan dan Nasionalisme
Pertemuan ke-             : 13
Alokasi Waktu             : 2 x 45 menit (1 x Pertemuan)


A.     Kompetensi Inti       
1.         Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2.         Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan,  gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.         Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,  kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4.         Mengolah,  menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B.     Kompetensi Dasar/ Indikator Pencapaian Kompetensi 
1.1     Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuangan pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa terhadap bangsa dan Negara Indonesia
2.1     Mengembangkan nilai dan perilaku mempertahankan harga diri bangsa dengan bercermin pada kegigihan para pejuang dalam melawan penjajah
2.2     Meneladani perilaku kerjasama, tanggungjawab, cinta damai para pejuang dalam mewujudkan cita-cita mendirikan Negara dan bangsa Indonesia dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari
2.3     Meneladani perilaku kerjasama, tanggungjawab, cinta damai para pejuang untuk meraih kemerdekaan dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3.4  Menganalisis persamaan dan perbedaan pendekatan dan strategi pergerakan nasional di Indonesia pada masa awal kebangkitan nasional, Sumpah Pemuda dan sesudahnya sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan.
3.4.1.      Menjelaskan latar belakang lahirnya pergerakan kebangsaan Indonesia
3.4.2.      Menganalisis perjuangan organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia
3.4.3.      Menganalisis berbagai strategi organisasi pergerakan  kebangsaan Indonesia
4.4  Mengolah informasi tentang persamaan dan perbedaan pendekatan dan strategi pergerakan nasional Indonesia di Indonesia pada masa awal kebangkitan nasional, pada masa Sumpah Pemuda, masa sesudahnya sampai dengan Proklamasi Kemerdekaan dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
4.4.1.      Melaporkan hasil kerja project tentang faktor-faktor ekstern yang mendorong munculnya ruh kebangsaan dan nasionalisme.
4.4.2.      Melaporkan hasil kerja project tentang peran pendidikan dalam menumbuhkan ruh kebangsaan dan nasionalisme.
4.4.3.      Melaporkan hasil kerja project tentang peran pers dalam penguatan tumbuhnya ruh kebangsaan dan nasionalisme.


C.      Tujuan Pembelajaran
Melalui diskusi, mengamati dan membaca referensi dalam pengerjaan proyek siswa diharapkan dapat:
1.         Menganalisis faktor-faktor ekstern yang mendorong munculnya ruh kebangsaan dan nasionalisme.
2.         Menganalisis peran pendidikan dalam menumbuhkan ruh kebangsaan dan nasionalisme.
3.         Menganalisis peran pers dalam penguatan tumbuhnya ruh kebangsaan dan nasionalisme.


D.      Materi Ajar
1.         Faktor-faktor ekstern yang mendorong munculnya ruh kebangsaan dan nasionalisme.
2.         Peran pendidikan dalam mendorong munculnya ruh kebangsaan dan nasionalisme
3.         Peran pers dalam penguatan tumbuhnya ruh kebangsaan dan nasionalisme

Materi ajar secara garis besar terdapat pada buku pegangan siswa “Sejarah Indonesia” Kelas XI pada bab III, hal. 143 – 153. Selebihnya siswa dapat mencari sumber literature dari buku sumber lain yang terkait materi serta eksplorasi internet.

E.     Alokasi Waktu
2 x 45 menit (1 x Pertemuan)

F.     Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran
Pendekatan                     : Saintifik
Model Pembelajaran      : Project Based Learning
Metode             : Diskusi, studi literature perpustakaan, tanya jawab dan   penugasan

G.     Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi
Alokasi waktu
Pendahuluan
·         Guru meminta salah seorang siswa memimpin doa.
·         Memberikan salam.
·         Menanyakan kepada siswa kesiapan dan kenyamanan untuk belajar.
·         Guru mempersiapkan kelas lebih kondusif dan siap belajar.
·         Menanyakan kehadiran siswa.
·         Guru menjelaskan tujuan pembelajaran :
ü  Untuk menganalisis faktor-faktor ekstern yang mendorong munculnya ruh kebangsaan dan nasionalisme.
ü  Untuk menganalisis peran pendidikan dalam mendorong munculnya ruh kebangsaan dan nasionalisme.
ü  Untuk menganalisis peran pers dalam penguatan tumbuhnya ruh kebangsaan dan nasionalisme.
·           Guru memberi motivasi dan menegaskan pentingnya topik “Munculnya Ruh Kebangsaan dan Nasionalisme”
·           Guru membagi siswa di kelas menjadi tiga kelompok.
   
10 menit
Inti
·         Menayangkan gambar surat kabar-surat kabar jaman pergerakan nasional indonesia.
       https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQyuCueohK-jvI-J9buRwKBhJHWedrzXgBsH35Hp6ZS5YIOJuKfRA
     http://kabarnet.files.wordpress.com/2012/08/belanda1.jpg

        https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFq1CBfoRJDCwWWgQB_WS8b3n-F9xDcUzFtvkoW6OaCSrjmm0uT3I6sVvZNafyJt6ZvsUk2dZ7g11cvW-eUBOmSm9Tgao77ygDT5DMJQRYAw6FtpCpD3wLNEv9He30nqiS3jY-AJxFcQA/s1600/CTNM+-+Tjokroaminoto+9+Feb.JPG    


        https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR5y5XxSQOLMZL_qaAfRHUjQiQhCamJfQ7PiOLx7xxcZhPDy8mARw
 Guru meminta peserta didik untuk mengamati gambar-  gambar atau foto-foto di atas.
·         Guru mendorong agar para siswa bertanya tentang foto-foto tersebut di atas.
·         Guru memberi komentar tentang beberapa pertanyaan yang muncul, untuk kemudian mengaitkan dengan pembahasan topik pembelajaran “Munculnya Ruh Kebangsaan dan Nasionalisme”
·         Guru menjelaskan tentang tugas belajar minggu ke-13 ini untuk melakukan eksplorasi dan mengasosiasi materi pembelajaran melalui model Project Based Learning.
·         Menjelaskan tahapan-tahapan Project Based Learning, dalam pertemuan pembelajaran ini :
            1.      Menentukan pertanyaan yang mendasar dan dari gambar-gambar di atas
            2.      Mendesain perencanaan proyek, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
ü Siswa dibagi menjadi 3 Kelompok :
a.      Kelompok 1:
bertanggungjawab untuk mengkaji, mencari informasi dan menyusun laporan hasil kerja proyek tentang faktor-faktor ekstern yang mendorong munculnya ruh kebangsaan dan nasionalisme.
b.      Kelompok 2:
bertanggungjawab untuk mengkaji, mencari informasi dan menyusun laporan hasil kerja proyek tentang peran pendidikan dalam mendorong munculnya ruh kebangsaan dan nasionalisme.
c.       Kelompok 3:
bertanggungjawab untuk mengkaji, mencari informasi dan menyusun laporan hasil kerja proyek tentang peran pers dalam penguatan munculnya ruh kebangsaan dan nasionalisme.
ü Menentukan judul proyek
ü Menetapkan susunan sistematika laporan ilmiah yang diharapkan, berikut sumber data bacaan atau informasi yang bisa digali
ü Menetapkan jadwal kegiatan Proyek, sama untuk semua kelompok selama 2 minggu.
1.   Mencari data dari semua sumber yang bisa digali baik berupa bacaan atau internet : 3 hari
2.   Menganalisis sumber data proyek : 4 hari
3.   Menyusun menjadi sebuah laporan tertulis yang rapih dan lengkap : 7 hari
ü Memonitoring siswa dan kemajuan proyeknya
1.   Guru memonitoring proyek siswa dengan cara menanyakan kemajuan pekerjaan siswa
2.   Siswa mencermati sudah berapa hari pekerjaan proyek yang sudah berjalan, dan sampai mana target pekerjaan yang sudah diselesaikan

70 menit
Penutup
·         Guru merefleksi kegiatan perencanaan pembelajaran berbasis proyek bersama siswa.
·         Guru menjelaskan waktu monitoring siswa dan kemajuan proyek, menguji hasil dan mengevluasi pengalaman kerja siswa dalam melaksanakan proyek.
·         Guru mengingatkan siswa untuk mengumpulkan laporan hasil kerja proyek sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan yaitu 2 minggu.
·         Mengucapkan salam
10 menit

H.    Penilaian Hasil Belajar
a.    Tes
                       1.          Uraian (terlampir)
                       2.          Pilihan Ganda (terlampir)

b.    Non Tes
1.         Lembar pengamatan kerja kelompok (terlampir)
2.         Lembar pengamatan presentasi (terlampir)
I.        Sumber Belajar :
·       Buku Sejarah Indonesia kelas XI Kemendikbud, 2014
·       Buku sumber Sejarah SMA XI
-       Djoened Poesponegoro, Marwati, dan Nugroho Notosusanto. 2009. Sejarah Nasional Indonesia III. Jakarta: Balai Pustaka.
-       Soekmono, R. 1985. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3. Yogyakarta: Kanisius.
-       Yamin, Muhammad. 1966. Lukisan Sedjarah. Djakarta: Djambatan.
-       Tim Kemendikbud, Buku Pegangan Siswa Kelas XI. 2013
·       White board/papan flanel
·       Power point
·       LCD
·       Internet
·       Peta Sejarah




                Mengetahui                                                                                       Metro,           Juli 2014
                Kepala Sekolah,                                                                                Guru Mata Pelajaran,
                               
               
                 Hartanto, S.Pd                                                                                Dra.Suharmi                                       NIP. 196601071988111001                                                            NIP.196606241991032006






Lampiran-Lampiran :
A. Lampiran Materi
1.     POLITIK ETIS
c.       Suatu haluan politik kolonial baru yang berlaku di tanah jajahan Hindia Belanda pasca tahun 1901 setelah Ratu Belanda melontarkan pernyataan bahwa "negeri Belanda mempunyai kewajiban untuk mengusahakan kemakmuran serta pengembangan sosial dan otonomi penduduk pribumi." Tujuan pokok politik ini adalah memperhatikan pengolahan tanah. Dengan demikian secara teoretis "sistem eksploitasi digantikan dengan politik pengajaran yang maju". Orientasi baru itu terkenal dengan bermacam-macam nama seperti Ethis (etika), Politik Kemakmuran atau Politik Asosiasi.
d.      Politik kolonial baru itu bukanlah hadiah dari Ratu Belanda, tetapi hasil pergolakan politik (dari kaum Etis dan kaum asosiasi yang terjadi pada masa itu di negeri Belanda). Pergolakan politik tampak dalam pertengahan abad ke-19, berupa perlawanan terhadap penerapan politik kolonial konservatif di Hindia Belanda. Politik konservatif yang bertujuan menerapkan eksploitasi tanah jajahan bagi negara induk dan yang secara konsekuen diterapkan di Indonesia itu berupa sistem tanam paksa atau cultuurstelsel.
e.       Orang sering mengaitkan timbulnya sistem ini dengan tulisan Mr. C. Th. van Deventer dalam majalah De Gids (Nomor 63, tahun 1899) yang berjudul Een Eereschuld atau "Utang Kehormatan". Artikel itu mencetuskan suatu perasaan tanggung jawab di kalangan intelektual Belanda yang merasa risau terhadap pertumbuhan kapitalisme modern dengan kecenderungannya untuk mengabaikan semua nilai kemanusiaan. Golongan intelektual itu merasa bertanggung jawab memperingatkan orang-orang sebangsanya akan bahaya-bahaya dehumanisasi di daerah jajahan yang ada hubungannya dengan sistem kapitalisme tersebut. Van Deventer hanya salah seorang di antara mereka yang mengungkapkan perasaan dan tanggung jawab itu sedemikian rupa sehingga diterima oleh pihak pemerintah Belanda dan dijadikan dasar program pemerintahan bagi daerah jajahan.
f.       Sesungguhnya diterimanya dasar-dasar etis dalam politik tidak semata-mata karena artikel tersebut saja. Konfigurasi politik di negeri Belanda juga turut berperan. Kemenangan politik dari golongan etis ini di negeri Belanda menyebabkan Ratu Belanda pada tahun 1901 mencanangkan politik baru ini dalam pidato pembukaan sidang parlemen Belanda pada 1901.
g.      Pada pokoknya politik etis terbagi dalam dua bagian, yaitu segi ekonomi dan segi sosial budaya. Dalam segi ekonomi, politik etis tidak berbeda dengan politik liberal. Hal ini berarti bahwa modal swasta tetap diberi kesempatan luas untuk bergerak di daerah koloni dan pemerintah akan menjamin ketenteraman dengan pasukan-pasukan dan birokrasinya. Kedua segi itu tercakup dalam Trilogi Van Deventer yang meliputi bidang irigasi, transmigrasi, dan edukasi.

2.     Peranan Pers Dalam Pergerakan Nasional


Salah satu hal mendasar yang dialami oleh para pejuang, khususnya pada masa pergerakan nasional adalah bagaimana mengkomunikasikan perjuangan itu pada pihak lain. Kurangnya komunikasi ini dapat memberikan dampak negatif dalam sebuah perjuangan. Komunikasi sangat bermanfaat dalam upaya mengkoordinasikan perjuangan. Salah satu sarana yang dapat dipergunakan untuk mengkomunikasikan perjuangan itu adalah melalui pers. Ketajaman “pena” pers itu dapat memberikan motivasi pada para pejuang, sebab bagaimanapun sebuah terbitan pasti memiliki “warna” dan nuansa yang subjektif.
Secara umum, pers harus mampu memeperjuangkan objektivitas, menjadi alat pendidikan, alat penyalur aspirasi, sebagai lembaga pengawasan dan juga sebagai upaya untuk penggalangan opini umum. Dengan demikian, pers dapat berfungsi sebgai alat perjuangan bangsa. Bagi bangsa Indonesia pada masa pergerakan nasional itu, pers dapat berfungsi sebagai alat propaganda demi kepentingan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kedudukan pers amat penting. Pers yang berbahasa Melayu, dalam perjuangan bangsa Indonesia, amat penting karena dapat menarik pembaca dari kelompok Bumi Putra. Keberadaan pers yang berbahasa Melayu merupakan ancaman bagi pers Belanda atau pers Tionghoa. Oleh karena itu, dalam usaha untuk menarik pembaca, pemerintah Belanda juga menerbitkan pers berbahasa Melayu.
Pers mampu memberikan sumbangan terhadap timbulnya kesadaran bangsa Indonesia. Sebagai contoh, setelah Budi Utomo didirikan pada tanggal 20 Mei 1908, surat edaran yang berkaitan dengan pendirian BU itu dimuat dalam Surat Khabar
De Locomotif dan Bataviaasch Nieuwsblad. Hal yang sama juga dilakukan oleh majalah Jong Indie. Pemuatan surat edaran
pendirian Budi Utomo itu memberikan nilai positif karena masyarakat segera tahu sesuatu telah terjadi.
Memperingati 100 tahun bebasnya negara ini dari kekuasaan Perancis mendapatkan reaksi yang amat keras. Hal itu terlihat dari pemuatan tulisan Suwardi Surjaningrat dalam surat kabar de’ Express (surat kabar yang dimiliki Indische Partij). Peranan pers tidak terbatas pada terbitan di Hindia Belanda. Di luar negeri pun (negeri Belanda) Perhimpunan Indonesia menerbitkan Indonesia Merdeka. Penerbitan tersebut memberikan sumbangan besar dalam mengkomunikasikan perjuangan bangsa Indonesia di luar negeri. Ini terbukti dari seringnya Perhimpunan Indonesia mengikuti pertemuan internasional.




3.   Pengaruh  Pendidikan Barat Dan  Pendidikan  Islam Terhadap  Munculnya  Nasionalisme  Indonesia
1.      Pengaruh politik etis terhadap lahirnya golongan terpelajar,
Di bab depan telah kita bahas, bahwa salah satu kebijakan pemerintah kolonial yang pernah dilakukan di negri kita adalah pelaksanaan politik etis atau politik balas budi yang dicetuskan oleh Conrad Theodore Van Deventer dengan triloginya, yaitu :
a.       irigasi
b.      imigrasi
c.       edukasi
Walaupun politik etis tidak sepenuh hati dilaksanakan oleh pemerintah kolonial untuk kepentingan bangsa Indonesia, karena disesuaikan dengan kepentingan pemerintah penjajah namun pelaksanaan politik etis di Indonesia membawa beberapa dampak penting, utamanya yang akan kita bahas adalah bidang edukasi atau pendidikan..
Dalam pelaksanaan politik  etis bidang pendidikan dilaksanakan bukan untuk kepentingan mencedrdaskan kehidupan bangsa Indonesia, melainkan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga tenaga terdidik untuk dipekerjakan dibidang administrasi murahan.. Dengan program edukasinya akhirnya pemerintah  kolonial belanda banyak, mendirikan sekolah sekolah antara lain :
1.      Volks School (SR 3 tahun)
2.      Vervolg School ( SR sambungan 3 + 2 tahun )
3.      H I S ( Hollands Inlandsche School, 0 – 6 tahun )
4.      M U L O ( sekolah menengah  )
5.      A M S ( sekolah  menengah  atas )
6.      O S V I A  (sekolah Pamong Praja)
7.      S T O V I A  ( sekolah kedokteran )
8.      R H S ( sekolah hokum)
9.      T H S ( sekolah tehnik)
Dengan  banyak berdirinya sekolah sekolah untuk golongan pribumi, maka secara perlahan tapi pasti mulailah muncul bibit bibit kaum terpelajar di Indonesia yang makin lama makin banyak jumlahnya, hal ini merupakan salah satu dampak positif pelaksanaan politik etis. Karena dengan munculnya golongan terpelajar inilah yang nanti mejadi motor penggerak  lahir dan tumbuhnya kesadaran nasiomal di Indonesia.

2.      Peranan Pendidikan Islam Terhadap Munculnya Nasionalisme Indonesia
Selain peran pendidikan barat, lahirnya kesadaran nasional juga tidak lepas dari peran pendidikan Islam, sebagaimana kita tahu bahwa salah satu saluran islamisasi yang dilakukan di Indonesia adalah melalui kegiatan pendidikan di pondok pondok pesantren. Pendidikan ini memiliki tradisi yang panjang dan lahir sebelum keberadaan pemerintah kolonial Belanda menyelenggarakan penndidikan model barat.Santrri santri jebolan pondok pesantren banyak yang berhasil menjadi tokoh masyarakat dan memiliki pemikiran yang maju akan pentingnya pendidikan bagi generasi penerusnya.Apalagi diantara mereka banyak yang berhasil menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekah yang menyebabkan mereka akhirnya bergaul dengan umat islam diseluruh dunia, Melalui pertemuan,pergaulan dan pertukaran pengetahuan alkhirnya mereka menyadari keberadaan bangsanya yang masih terbelenggu oleh penjajahan Belanda. Kesadaran inilah yang akhirnya mereka dengung dengungkan setiba ditanah air.

3.      Peranan Golongan Terpelajar Dalam Pergerakan Kebangsaan Indonesia
Tumbuhnya golongan terpelajar sebagai akibat dari perkembangan pendidikan baik yang bercorak barat maupun islam akhirnya membangkitkan suatu kekuatan baru dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dari pendidikan yang mereka dapat itulah  mereka akhirnya dapat menemukan kesalahan dalam perjuangan bangsanya dalam mengusir penjajah,  yaitu :
1.  tidak adanya ikatan persatuan dan kesatuan dalam mengusir penjajah, karena mereka berjuang untuk kepentingan daerahnya sendiri-sendiri.
2.  perjuangan yang dilakukan terlalu bergantung pada seorang pemimpin, tidak ada regenerasi
3.      perjuangan yang dilakukan tidak terorganissir dengan baik
4.      perjuangan yang dilakukan tidak memiliki tujuan yang jelas
Belajar dari kesalahan masa lampau, akhirnya timbullah kesadaran untuk membentuk orgasisasi perjuangan yang teratur agar tujuan  perjuangan dapat segera terwujud.
Tumbuh dan berkembangnya kesadaran nasional Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1.      Faktor dari dalam negeri :
    1. lahirnya golongan terpelajar/cerdik pandai
    2. timbulnya perasaan senasib sepenanggungan akibat penjajahan
    3. timbulnya kesadaran pentingnya persatuan dan kesatuan
    4. timbulnya dorongan untuk mengembalikan kejayaan bangsa dimasa lalu, seperti dulu masa sriwijaya dan Majapahit
2.      Faktor dari Luar negeri :
    1. kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905, yang membangkitkan semangat bangsa Asia melawan bangsa Eropa
    2. Masuknya paham paham baru. misalnya paham demokrasi dan liberalisme
    3. Munculnya pergerakan nasional diberbagai negara di kawasan Asia.
Semua faktor yang tersebut diatas telah mendorong kaum terpelajar untuk berjuang mengusir penjajah. Mereka akhirnya menyadari bahwa perjuangan untuk memajukan dan memerdekakan bangsa Indonesia harus dilakukan dengan mempergunakan organisasi yang bersifat modern, baik pendidikan,perjuangan politik, perjuangan ekonomi maupun sosial budaya.

B.     Perkembangan Pergerakan Nasional di Indonesia
1.      Organisasi organisasi yang berdiri pada masa pergerakan Nasional
Organisasi yang berdiri pada masa pergerakan nasional dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a.       Organisasi yang berdiri pada masa awal pergerakan nasional
b.      Organisasi yang berdiri pada masa Radikal  (non cooperation)
c.       Organisasi yang berdiri pada masa moderat (cooperation)

Organisasi yang berdiri pada masa awal pergerakan nasional adalah :
Ø  BUDI   UTOMO ( B  U  )
Organisasi ini berdiri pada tanggal 20 Mei1908, didirikan oleh beberapa mahasiswa STOVIA di Jakarta, antara lain Dr. Sutomo, Gunawan Mangunkusumo, Dr. Wahidin Sudirohusodo.
Budi Utomo didirikan dengan tujuan :
“Mencapai kemjuan dan derajat bangsa melalui pendidikan dan kebudayaan” Karena merupakan organisasi modern yang pertama kali lahir, maka  Budi Utomo dipandang sebagai pelopor pergerakan nasional, oleh karena itu berdirinya budi Utomo tanggal 20 Mei oleh bangsa Indonesia dipeeringati sebagai “Hari Kebangkitan Nasional”.


Ø  SAREKAT  ISLAM (  S I  )
Pada awal berdirinya, organisasi ini bernama “Sarekat Dagang Islam”, didirikan oleh Haji Samanhudi pada tahun 1911 dengan tujuan :
1.      memajukan perdagangan Indonesia dibawah panji panji Islam
2.      mengadakan persaingan dengan pedagang pedagang China
Karena sifatnya yang merakyat dan pertumbuhannya yang amat pesat, maka atas usul HOS Cokroaminoto pada tahun 1912 Sarekat Dagang Islam namanya diubah menjadi “Sarekat Islam”. Organisasi Sarekat Islam memiliki tujuan :
1.      mengembangkan jiwa dagang
2.      membantu anggota yang mengalami kesulitan dalam berusaha
3.      memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat rakyat
4.      memperbaiki pendapat pendapat yang keliru mengenai agama islam
5.      hidup menurut perintah agama islam
Sarekat Islam dalam waktu relative singkat berhasil menjadi organisasi masa terbesar di Indonesia saat itu dengan jumlah anggota 800.000 orang yang tersebar dalam 90 Sarekai Islam lokal diseluruh Indonesia.
Kehadiran Sarekat Islam ditengah tengah alam penjajahan menimbulkan kekawatiran yang besar bagi Belanda, untuk menghambat Sarekat Islam Belanda senantiasa memantai gerak langkah Sarekat Islam.
Tokoh tokoh Sarekat Islam yang terkenal adalah HOS Cokroaminoto dan Abdul Muis.Dalam perkembangannya, akibat taktik infiltrasi yang dilakukan oleh Parat Komunis Indonesia (PKI), pada tahun 1917 Sarekat Islam pecah menjadi dua, yaitu :
1.      Sarekat Islam Putih (SI Putih), yaitu Sarekat Islam yang tetap nerlandaskan pada asas perjuangan semula, dipimpin oleh HOS Cokroaminoto, Abdul Muis dan H. Agus Salim.
2.      Sarekat Islam Merah (SI Merah), yaitu Sarekat Islam yang telah terpengaruh oleh paham komunis, dipimpin oleh Semaun, Darsono dan Alimin




Ø  INDISCHE PARJIJ  (  I P  )

                  Indische Parjij berdiri pada tanggal 25 Desember 1912, oleh tokoh “Tiga Serangkai”, yaitu :
1.      Suwardi Suryaningrat (Kihajar Dewantara)                    
2.      Douwes Dekker (dr.Danudirja Setiabudi)
3.      dr.Tjipto Mangunkusumo

Tujuan dari Indische Partij adalah :
1.      menumbuhkan dan meningkatkan jiwa persatuan semua golongan
2.      memajukan tanah air dengan dilandasi jiwa nasional
3.      mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka
Indische Partij dianggap sebagai “organiasi politik” yang pertama kali berdiri karena organisasi inilah yang pertama kali dengan tegas menyatakan cita citanya mencapai Indonesia merdeka.
Pada tanggal 11 Maret 1913 Indische Partij dinyatakan sebagai organisasi terlarang oleh pemerintah Belanda, karena dianggap membahayakan kepentingan penjajah dan juga karena Belanda merasa malu dengan sindiran Suwardi Suryaningrat yang tertuang dalam tulisan “ALS IKEENS NEDERLANDER WAS” yang berarti “ANDAIKAN AKU SEORANG BELANDA’. Ketiga tokoh tiga serangkai dijatuhi hukuman buang ke negri Belanda dan sejak itu Indische Partij mundur.

Organisasi yang berdiri pada masa  radikal (non cooperation) adalah :

Ø  PERHIMPUNAN   INDONESIA (  P I  )
Organisasi Perhimpunan Indonesia didirikan oleh para pemuda Indonesia yang sedang belajar di negri Belanda pada tahun 1908, semula bernama INDISCHE VERENIGING, tujuannya semula adalah “membantu kepentingan para pemuda dan pelajar Indonesia yang ada di negri  Belanda.” Pada tahun 1922 nama Indische Vereniging diubah menjadi “INDONESISCHE VERENIGING”, yang diikuti pula dengan perubahan tujuan  organisasi  menjadi bersifat politik yaitu “menuntut kemerdekaan bagi Indonesia”.
Pada tahun 1924 nama Indonesische Vereniging kembali mengalami perubahan menjadi “PERHIMPUNAN INDONESIA’ dengan tujuan “berjuang untuk memperoleh suatu pemerintahan di Indonesia yang hanya bertanggung jawab kepada rakyat Indonesia”.
Tokoh tokoh Perhimpunan Indonesia yang terkenal antara lain adalah :
1.      Drs. Moh Hatta                                                      
2.      Nazir Datuk Pamuncak
3.      Abdul Madjid Djoyoadiningrat
4.      Ali Sastroamijoyo
5.      Gunawan Mangunkusumo
6.      Iwa Kusuma Sumantri 

B.    Evaluasi Hasil Belajar
1.    Penilaian Pengetahuan
Soal Uraian
1.    Jelaskan dengan singkat factor-factor ekstern yang mendorong munculnya ruh kebangsaan dan nasionalisme !
2.    Jelaskan peran pendidikan dalam mendorong munculnya ruh kebangsaan dan nasionalisme !
3.    Jelaskan peran pers dalam penguatan tumbuhnya ruh kebangsaan dan nasionalisme !

Kunci Jawaban
1.    Faktor-faktor ekstern yang mendorong munculnya ruh kebangsaan dan nasionalisme adalah :
a.    Diskriminasi akibat adanya penjajahan asing di Indonesia
b.    Perkembangan paham-paham baru di Eropa yang mendorong munculnya kesadaran berbangsa seperti demokrasi, masionalisme, liberalisme, sosialisme dll
c.    Contoh pergerakan kebangsaan bangsa-bangsa di Asia seperti India, Cina, Turki, dan Mesir

2.    Peran pendidikan dalam mendorong munculnya ruh kebangsaan dan nasionalisme adalah, timbulnya kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa, menumbuhkan semangat nasionalisme, member identitas kebangsaan yang bersifat nasional, menggelorakan semangat untuk merdeka dari penjajahan


3.    Peran Pers dalam penguatan tumbuhnya ruh kebangsaan dan nasionalisme yaitu :
a.    Menyebarluaskan ide-ide dan pemikiran politik tokoh-tokoh pergerakan nasional
b.    Mensosialisasikan dan menyebarluaskan informasi tentang pergerakan nasional di setiap daerah atau bahkan di luar negeri

Soal Pilihan Ganda
1.    Tujuan pergerakan nasional di Indonesia adalah untuk.......
a.    Mencapai kemerdekaan tanah air dari penindasan penjajah
b.    Menunjukkan bahwa bangsa Indonesia mampu berorganisasi
c.    Mencapai kemerdekaan tiap-tiap daerah
d.   Merebut kekuasaan di bidang politik
e.    Mewujudkan rasa persatuan dan kesatuan
2.    Faktor intern yang membantu bertambah suburnya rasa dan paham kebangsaan Indonesia, adalah.......
a.    Makin membaiknya taraf hidup pribumi
b.    Liberalisme yang dianut oleh pemerintah Belanda
c.    Lahirnya sikap patriotisme
d.   Kemenangan Jepang dalam perang dengan Rusia tahun 1905
e.    Munculnya golongan cendikiawan di kalangan rakyat Indonesia
3.    Pada mulanya pergerakan kebangsaan di Indonesia bersifat.......
a.    Sosial – Politik
b.    Sosial – Ekonomis
c.    Sosial – Budaya
d.   Sosial – Religius – Budaya
e.    Sosial – Ekonomis – Politis
4.    Ciri perjuangan melalui pergerakan nasional (1908 – 1945), yaitu......
a.    Mengedepankan kekerasan senjata
b.    Mengutamakan kepemimpinan sosial
c.    Perjuangannya bersifat kedaerahan
d.   Menggunakan organisasi modern yang teratur
e.    Kemerdekaan nasional bukan merupakan tujuan.
5.    Di bawah ini pernyataan bahwa tanggal 20 Mei 1908 dengan pelopornya adalah para mahasiswa......
a.    RHS di Jakarta
b.    MOSVIA di Jakarta
c.    NIAS di Surabaya
d.   STOVIA di Jakarta
e.    OSVIA di Surabaya
6.    Sejarah mencatat Budi Utomo berdiri pada tanggal 20 Mei 1908 atas prakarsa dari......
a.    Dr Wahidin Sudirohusodo
b.    Ki Hajar Dewantoro
c.    Ir. Sikarno
d.   K.H. Ahmad Dahlan
e.    Dr. Douwes Dekker
7.    Organisasi Sarekat Dagang Islam didirikan pada tahun 1911 oleh....
a.    HOS Cokroaminoto
b.    Haji Samanhudi
c.    R.T  Tirtokusumo
d.   Dr. Wahidin Sudirohusodo
e.    Dr. Radjiman Wedyodiningrat
8.    SI dalam perkembangannya pecah menjadi dua kelompok, yakni SI Putih dan SI Merah. SI Putih adalah......
a.    Kelompok religius
b.    Kelompok ekonomis
c.    Kelompok ekonomi-liberalis
d.   Kelompok nasionalis-religius
e.    Kelompok ekonomis-dogmatis
9.    Sarekat Islam merupakan gerakan nasionalis, demokratis, dan ekonomis serta berasaskan Islam dengan haluan....
a.    Kooperatif
b.    Moderat
c.    Low profil
d.   Non-kooperatif
e.    Radikal
10.    Indische Partij merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis Indo-Belanda di masa pergerakan kebangsaan. Organisasi ini antara lain bertujuan......
a.    Memajukan kebudayaan Jawa, Madura dan Bali
b.    Menyatukan seluruh warga negara Indonesia yang berada di negeri Belanda
c.    Mengusahakan kemajuan yang selaras bagi bangsa dan tanah air
d.   Menggalang persatuan semua orang Indonesia untuk berjuang demi kemerdekaan RI
e.    Mengusahakan kerja sama antara orang Indonesia yang seagama

Kunci Jawaban
1.         A
2.         E
3.         D
4.         D
5.         D
6.         A
7.         A
8.         D
9.         D
10.     D












2.    Penilaian Ketrampilan

Lembar Pengamatan
Format Penilaian Proyek
Matapelajaran            :
Nama Proyek              :
Alokasi Waktu            :
Guru Pembimbing       :
Nama                         :
NIS                            :
Kelas                                             :

   Nilai = Skor Perolehan× 100
        36





3.   Penilaian Sikap
Penilaian Konsep Diri Peserta Didik
Nama Sekolah             : SMA...............
Mata Pelajaran            : SEJARAH INDONESIA
Nama Peserta Didik    : ………………………………….
Kelas/Program             : ………………………………….
No
Pernyataan
Ya
Tidak

Saya berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME agar dapat ridho Nya dalam belajar



Saya berusaha belajar dengan sungguh-sungguh



Saya bersikap kritis dalam mengkaji suatu permasalahan  



Saya bekerja keras untuk meraih cita-cita



Saya berperan aktif dalam kegiatan sesama di sekolah dan masyarakat



Saya suka membahas mengenai warisan budaya dan sejarah Indonesia.



Saya tidak tertarik kepada hal-hal yang melanggar aturan



Saya berkeinginan menerapkan nilai-nilai esameism dan cinta tanah air dalam kehidupan sehari-hari.



Saya berusaha peduli terhadap sesama dan keadaan lingkungan sekitar. 



Saya siap meneruskan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang didapat dari belajar sejarah sebagai generasi penerus bangsa.


11.
Saya bangga terhadap Sejarah Nasional Indonesia


12.
Saya meneladani salah satu tokoh Pahlawan Nasional Indonesia



Jumlah Skor



Jakarta,


Peserta Didik
Penilaian Teman Sebaya Peserta Didik

Nama Sekolah             : SMA................
Mata Pelajaran            : SEJARAH INDONESIA
Kelas/Program             : ………………………………….
Nama Peserta Didik    :
Nama Teman Sebaya  :

No
Pernyataan
Ya
Tidak
1.
Mau menerima pendapat teman.


2.
Memaksa teman untuk menerima pendapatnya.


3.
Memberi solusi terhadap pendapat yang bertentangan.


4.
Dapat bekerja sama dengan teman yang berbeda status sosial, suku, dan agama. 


5.
Memiliki tutur kata yang baik dan sopan.


6.
Selalu berpakaian rapih.


7.
Tidak membeda-bedakan perlakuan terhadap teman.


8.
Hormat kepada Orang tua & Guru.


9.
Memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar.


10.
Memiliki kepribadian yang menyenangkan.



Jumlah Skor




Metro..........

Peserta Didik

Copyright @ 2014 HISTORY STUDY ROOM. Desain Web oleh Templateism | MyBloggerLab